Monday, February 20, 2012

Pranoto Mongso : Pedoman Waktu untuk Pertanian

 
 
Sejak puluhan tahun lalu, pranoto mongso sudah dijadikan pedoman bagi masyarakat petani untuk menandai periode pertanian. Namun sepertinya semakin ke sini, banyak hal-hal yang sudah berubah terutama dari kondisi cuaca maupun musim yang menjadi serba tak-tentu.
 
Berikut ini tulisan dari web http://www.karatonsurakarta.com/pranotomongso.html tentang hal ini.
 
Pranata Mangsa atau aturan waktu musim biasanya digunakan oleh para petani pedesaan, yang didasarkan pada naluri saja, dari leluhur yang sebetulnya belum tentu dimengerti asal-usul dan bagaimana uraian satu-satu kejadian di dalam setahun. Walau begitu bagi para petani tetap dipakai dan sebagai patokan untuk mengolah pertanian. Uraian mengenai Pranata Mangsa ini diambil dari sejarah para raja di Surakarta, yang tersimpan di musium Radya-Pustaka.
 
Menurut sejarah, sebetulnya baru dimulai tahun 1856, saat kerajaan Surakarta diperintah oleh Pakoeboewono VII, yang memberi patokan bagi para petani agar tidak rugi dalam bertani, tepatnya dimulai tanggal 22 Juni 1856, dengan urut-urutan :
 
    Kasa, mulai 22 Juni, berusia 41 hari. Para petani membakar dami yang tertinggal di sawah dan di masa ini dimulai menanam palawija, sejenis belalang masuk ke tanah, daun-daunan berjatuhan. Penampakannya/ibaratnya : lir sotya (dedaunan) murca saka ngembanan (kayu-kayuan).
 
    Karo, mulai 2 Agustus, berusia 23 hari. Palawija mulai tumbuh, pohon randu dan mangga, tanah mulai retak/berlubang. Penampakannya/ibaratnya : bantala (tanah) rengka (retak).
 
    Katiga, mulai 25 Agustus, berusia 24 hari. Musimnya/waktunya lahan tidak ditanami, sebab panas sekali, yang mana Palawija mulai di panen, berbagai jenis bambu tumbuh. Penampakannya/ibaratnya : suta (anak) manut ing Bapa (lanjaran).
 
    Kapat, mulai 19 September, berusia 25 hari. Sawah tidak ada (jarang) tanaman, sebab musim kemarau, para petani mulai menggarap sawah untuk ditanami padi gaga, pohon kapuk mulai berbuah, burung-burung kecil mulai bertelur. Penampakannya/ibaratnya : waspa kumembeng jroning kalbu (sumber).
 
    Kalima, mulai 14 Oktober, berusia 27 hari. Mulai ada hujan, selokan sawah diperbaiki dan membuat tempat mengalir air di pinggir sawah, mulai menyebar padi gaga, pohon asem mulai tumbuh daun muda, ulat-ulat mulai keluar. Penampakannya/ibaratnya : pancuran (hujan) emas sumawur (hujannya)ing jagad.
 
    Kanem, mulai 10 Nopember, berusia 43 hari. Para petani mulai menyebar bibit tanaman padi di pembenihan, banyak buah-buahan (durian, rambutan, manggis dan lain-lainnya), burung blibis mulai kelihatan di tempat-tempat berair. Penampakannya/ibaratnya : rasa mulya kasucian (sedang banyak-banyaknya buah-buahan).
 
    Kapitu, mulai 23 Desmber, usianya 43 hari. Benih padi mulai ditanam di sawah, banyak hujan, banyak sungai yang banjir. Penampakannya/ibaratnya : wisa kentar ing ing maruta (bisa larut dengan angin, itu masanya banyak penyakit).
 
    Kawolu, mulai 4 Pebruari, usianya 26 hari, atau 4 tahun sekali 27 hari. Padi mulai hijau, uret mulai banyak. Penampakannya/ibaratnya : anjrah jroning kayun (merata dalam keinginan, musimnya kucing kawin).
 
    Kasanga, mulai 1 Maret, usianya 25 hari. Padi mulai berkembang dan sebagian sudah berbuah, jangkrik mulai muncul, kucing mulai kawin, cenggeret mulai bersuara. Penampakannya/ibaratnya : wedaring wacara mulya ( binatang tanah dan pohon mulai bersuara).
 
    Kasepuluh, mulai 26 Maret, usianya 24 hari. Padi mulai menguning, mulai panen, banyak hewan hamil, burung-burung kecil mulai menetas telurnya. Penampakannya/ibaratnya : gedong minep jroning kalbu (masa hewan sedang hamil).
 
    Desta, mulai 19 April, berusia 23 hari. Seluruhnya memane n padi. Penampakannya/ibaratnya: sotya (anak burung) sinara wedi (disuapi makanan).
 
    Saya, mulai 12 Mei, berusia 41 hari. Para petani mulai menjemur padi dan memasukkan ke lumbung. Di sawah hanya tersisa dami. Penampakannya/ibaratnya : tirta (keringat) sah saking sasana (badan) (air pergi darisumbernya, masa ini musim dingin, jarang orang berkeringat, sebab sangat dingin).
 
Demikian uraian singkat tentang Pranata Mangsa, yang jika dikaitkan dengan kondisi saat ini, hal tersebut diatas tentunya harus dicocokkan secara ilmiah, kondisi alam, kemajuan teknologi, dan sebagainya.

--
mukhlason
ic/pnrbngn/99

Cerita Perjalanan: The Delicate Arch

 
Alhamdulillah, atas kemurahan-Nya, sampai juga kami ke tempat ini. Sungguh tidak terbayangkan sebelumnya kami bisa mendekati dan melihat langsung monumen alam The Delicate Arch ini.
Dalam perjalanan darat menggunakan mobil dari Cleveland, Ohio ke San Fansisco, California, kami melewati sebuah kota kecil yang namanya Moab, yang terletak di negara bagian Utah. 
Untuk mencapai lokasi The Delicate Arch, tidak semudah yang kami bayangkan. Kami harus berjalan sekitar 1 jam-an dari tempat parkiran. Kesulitannya adalah kami harus membawa anak2 kami yang masih kecil sedangkan cuaca semakin siang semakin panas saja.
Istri dan anak2 awalnya ikut berjalan . . tetapi setengah jalan akhirnya dengan berat diputuskan untuk menunggu saja . . dengan pertimbangan bekal air kami semakin menipis dan suhu udara semakin meninggi karena posisi matahari yang semakin meninggi.. Anak2 (waktu itu umur 5 dan 3 tahun) dirayu ibunya supaya tidak patah semangat, dan alhamdulillah memang anak2 jadinya semangat untuk ikut berjalan walaupun mereka mengikuti kami dengan susah payah.
The Delicate Arch adalah batuan yang berdiri bebas yang tingginya sekitar 16 meter . . merupakan landmark kebanggaan negara Amerika . . obyek ini menurut referensi dijadikan US National Monument pada tahun 1929 . . bentuk lengkung dan aneh itu terjadi karena pengaruh cuaca dan erosi yang terjadi dalam waktu yang sangat lama.
Cuplikan dari sebuah situs menggambarkan suasana di sekitar The Delicate Arch itu:
photos do not adequately convey the stunning beauty that hits you as you come over the ridge and see the arch in person for the first time-when you stand under it, the arch towering above your head, slickrock canyons falling away below you, the snow-covered La Sal Mountains in the distance. It is a spectacular sight . . 
Semoga bermanfaat ceritanya.

Goodbye Whitney Houston a poem of Esthi Tb


 
Rest In Peace Whitney Houston
You are such a great talent and my favourite singer all time
One Momment In Time,
Your song in an Olympiade 1988,
oo..How I love it!
It helps me to stand up when I fall
It inspires many people to achieve one momment
to remember for the rest of their lives
Rest In Peace Diva
After all someday we all die
But we always search for one time
one day to remember
one momment of thruth
to see who we really are
and how much we can get
and how far we can go
and how deep we can dive
and how high we can jump
and how fast we can run
and how long we can survive
honestly and genuinely
before the last day of our lives
to go to the other place where you can feel
as you say
" ... Eternity "
Goodbye Whitney Houston
 
 
--
Brgds,
Esthi T. Bhirawati - TF 83 ITB
 

Pelajaran Hidup

 
 
SENI tidak lebih penting daripada HIDUP
Namun HIDUP terasa MENYEDIHKAN bila TANPA SENI
 
Orang yang tidak tahu cara HIDUP YANG BAIK
Harus bisa MENINGGAL dengan BAIK

Jika orang membungkus dirinya SENDIRI
Ia akan membuat BUNGKUSAN YANG CANTIK

Senyum adalah KUNCI pembuka RUMAH KEBAHAGIAAN
KASIH SAYANG adalah PINTUNYA

Sikap SELALU GEMBIRA adalah TAMANNYA IMAN adalah CAHAYANYA
RASA AMAN adalah DINDINGNYA

KEBAHAGIAAN adalah ketika seseorang memiliki WAJAH YANG CERAH,
kebun yang HIJAU, Air minum yang SEJUK, Buku (bacaan) YANG BERMANFAAT, Hati yang BERSYUKUR, Terjauh dari MAKSIAT, serta MENCINTAI KEBAIKAN

KENIKMATAN DUNIA adalah FATAMORGANA
PENDERITAAN atau MUSIBAH adalah PENGHAPUS DOSA
KEMARAHAN adalah API YANG MENGHANGUSKAN
WAKTU KOSONG adalah KERUGIAN
IBADAH adalah PERNIAGAAN
KENIKMATAN DUNIA berada dalam KESEHATAN
Kenikmatan MASA MUDA berada dalam SEMANGAT dan KREATIVITAS
KEMULIAAN ada dalam TAKWA
KEHORMATAN ada dalam HARTA
KEPRIBADIAN YANG BAIK ada dalam KESABARAN

Jangan TERLALU BERAMBISI untuk mengerjakan seluruh yang di dengar
Jangan terlalu BERHARAP kepada Teman
Jangan mengerjakan SELURUH KEINGINAN

KEUNGGULAN dalam BERKATA-KATA menciptakan KEPERCAYAAN DIRI
KEUNGGULAN dalam BERPIKIR menciptakan SESUATU YANG SANGAT BESAR
KEUNGGULAN dalam MEMBERI menciptakan CINTA

Orang yang SABAR dan TOLERAN akan DIHORMATI
Orang yang PELIT DAN SERAKAH akan DIBENCI
Orang yang GEMAR berbuat KEBAIKAN akan DICINTAI
Orang yang sering MEMINTA-MINTA akan DIJAUHI
Mereka yang ORIENTASI hidupnya untuk DUNIA
Maka ia hanya akan mendapatkan DUNIA (bisa juga tidak mendapatkan apa-apa)
Mereka yang ORIENTASI hidupnya untuk AKHIRAT
Ia akan mendapatkan KEDUANYA...DUNIA dan AKHIRAT.

TINDAKAN MANUSIA BISA DIMODIFIKASI
 
Tetapi SIFAT MANUSIAWI tidak bisa diubah

CINTA...
KEBAHAGIAAN...
KASIH SAYANG...
PERSAUDARAAN DAN PERSAHABATAN...
Tumbuh dari HATI YANG TULUS...
Ada SATU KATA yang membebaskan kita dari BEBAN HIDUP dan PENDERITAAN
SATU KATA itu adalah KASIH...

Hiduplah seperti BURUNG ...
Yang selalu AKTIF MENCARI REZEKI pagi dan petang ...
Dia tidak menghiraukan apa yang akan terjadi ESOK HARI ...
Dia tidak pernah KHAWATIR akan HARI ESOK...
Dia juga TIDAK BERHARAP pada siapa pun...
TIDAK BERGANTUNG pada siapa pun...
Kecuali pada ALLAH
TIDAK MENYAKITI siapapun...
Serta terbang kian kemari dengan RIANG dan PENUH KELEMBUTAN

Bila KELEMBUTAN MELEKAT pada sesuatu pastilah ia akan MENGHIASINYA
Apabila TERLEPAS ia juga akan MEMPERBURUKNYA
Selamat menjalani hidup dengan indah dan penuh KASIH SAYANG
 
(Toni Pangcu ITB76 via Ari Surhendro ITB76)

Sunday, February 19, 2012

Catatan Sarasehan ITB75 Mengabdi

Berikut resume acara Sarasehan ITB&5 di Hotel Dana 16 Februari 2012.

Menurut salah satu pemrasaran, Bapak Danang Priatmojo AR75, alumni ITB 75 ingin berbuat sesuatu dan mengabdi. Salah satu programnya adalah sarasehan yang bertepatan dengan HUT Kota Solo ke 267 (dihitung tahun saat kraton pindah dari Karta-sura ke Sura-karta).

Menurut Bu Mooryati bendera merah putih asalnya dari Kraton Solo. Solo pun pernah jadi daerah istimewa, hanya beberapa waktu kemudian dicabut lagi keistimewaannya.

Kata Bu Mooryati lagi, mana heritage Solo itu, kratonnya saja bolong2, ada perpecahan. Beliau ingin Kraton Solo (Sala) bersatu dan memberikan keteladanan untuk masyarakat nantinya.

Pak Danang yang pernah belajar ke Belgia banyak menjelaskan mengenai sejarah bangunan dan tatakota Surakarta. Foto2 koleksinya bagus2. Stadion Solo pernah menjadi yang terbesar di Indonesia, sehingga PON pertama di adakan di Solo.

Ada pembicara ITB 75 lainnya, Pak Kosasih, beliau mendengar kalau angkatannya mengadakan acara di Solo, kata beliau, saya pengen ikutan berbuat bersama alumni. Beliau banyak menjelaskan mengenai EQ.

Pembahas lainnya, Pak Sudharmono, beliau seorang sejarawan Solo, menyampaikan hal yang menarik. Kalau bangunan fisik dianggap siang. Maka beliau ingin mengungkapkan yang sifatnya malam. Yaitu apa2 yang dibalik suatu peristiwa. Sejarawan ingin menggali hal2 yang belum dipahami masyarakat mengenai masa lalu.

Apreasi dengan apa yang dilakukan oleh ITB angkatan 75. Terlihat cukup banyak alumni angkatan non 75 yang berkenan hadir.

Semoga saja upaya2 yang dilakukan oleh alumni ITB tersebut bisa memberikan manfaat untuk lingkungannya.

-akbar

Senior Citizen dan Komputer

Di Madison dulu aku sering jadi "coach" computer untuk para senior-citizen (lansia) yang sebelumnya tidak pernah menyentuh komputer atau bahkan mengidap phobia pada teknologi terutama computer.

Computer of choice .. aku batasi dengan "Mac only" (karena jauh lebih stabil, consistent dan practically virus-free). Aku tanya dulu hobby, kegiatan sehari-hari ... yang kemudian aku terjemahkan ke "setup" komputernya. Contoh berikut adalah UW staff retiree, usia nenek-nenek ... Case #7: Woman, age 70+ years, interested in her genealogy [studi tentang silsilah / garis keturunan]

Aku cari Mac bekas di UW Surplus Store [that's all I could afford], fresh install, put her user ID/name and password. Put 3 icon (alias) on the desktop: Textedit, eMail, Web-browse. Tentu saja harus ditunjukkan (hands-on, let her try too): click this to write something, this for sending email, and this to get info from the Net. You cut-and-paste between them. That's all, 5-10 minutes instruction. In a week, this old grandma was busy talking to her "genealogy family" all over the world, and began building her own genealogy database.

Praktek ini masih kulanjutkan sekarang di tanah air, tentu saja cari Mac bekas tidak mudah (dan kantong tidak setebal jaman masih kerja di Madison :-), tetapi modus operandi masih sama. Just three icon: this to write something, this for sending email, and this to get info from the Net ... oh, tambah satu-dua: click this for learning english, this for french, this for spanish, etc. Aku drop satu Mac/laptop yang "siap pakai" semacam ini ke rumah seorang sesepuh/saudara tua, sebagai experiment.

Reaksinya: Wow ... terus berapa duitnya? [barangkali ini reaksi normal disini]. Jawabku: use it. If you like it, keep it. If you want to contribute (or just "feel guilty" getting stuff for free :-) --which is totally optional/voluntary-- put the money in the "kotak sumbangan" ... nanti akan dipakai untuk beli Mac bekas buat diberikan kepada orang lain yang membutuhkan.

Aku yakin (dari studi gerontology) bahwa umur panjang itu bisa dicapai --dan yang lebih penting, dinikmati)-- selama otak kita aktip bekerja untuk hal-hal yang kita suka/cintai. Dan komputer, dengan setup yang tepat, bisa membantu upaya ini.

Moko/

++++
 
Posted to milis itbsolo in Tue Oct 4, 2011 12:04 am

The Man in the Mirror

This morning I woke up with a throbing headache ... not a good way to start a day, especially with the thought that the library is closed for the next three days due to the Memorial Day break. What to do, what to do?

There is a big heap of books, papers, and myriads of knick-knacks I have been meaning to clean up eons ago but always find an excuse to procastinate. "Just do it!' my brain hollered a stern order, and my body complied. It was done, amazingly quick and easy. I should have done it years ago.

Now that I have extra space on the desk I put second keyboard for an old computer that's been idle there for who knows how long. I turned it on [surprisingly, I still remember the login password :-] and found out that this is the computer I put together some years ago for learning-teaching language [Project Lingua]. The iTunes library was crowded with modules for Spanish, French, German and Italian, and I also found some oldies such as "Bee Gees' Greatest Hits" ... When I was small, and Christmas tree were tall ... [Oh boy, am I that old?]

From one of library books [I borrowed tons of them from the Public Library] a piece of paper fell on my lap. It appears to be a poem clipped from an old newspaper, dated December 31, 1999 - sent by the grandson of the author to Ann Landers' column. It goes like this:


The Mirror
By John T. West, Jr.

The other day, I happened by chance,
As I passed a mirror, to give it a glance.
And I wondered who that old man could be,
Who, with his mouth wide open, was looking at me.

His bald head was sprinkled with a little gray fuzz,
And he wasn't at all handsome (like I always was).
He looked like a sack of mismatched parts,
Put together without aid of instructions or charts.

And while I know that my shoulders don't slump,
This person's were misshapen in one ugly hump!
Now, if that was my image, I only can say,
They don't make mirrors like they did in my day.


For those who still think they need a reminder, at least once a year, by the-so-called 'birthday', let me extend my sympathy, from the bottom of my heart. It is not my birthday today, and I've already forgotten when it was or will be, but I try not to look at the mirror, at least in the next three days, until the library opens again on Tuesday [Then, it's business as usual, and I will be too busy to notice 'the man in the mirror'].

Have a nice weekend,
May 23, 2009

\Moko/

++++