Ada perbedaan besar antara "corpus" (body of work) dari Kho Ping Ho dan Chin Yung [yang diterjemahkan/disadur oleh Boe Beng Tjoe (OKT brothers?) dan Gan K.L.]:
KPH adalah orang lokal, asli sini, tidak bisa baca huruf-huruf
cina ... karena itulah ceritanya juga lokal, tepatnya imaginasi lokal;
sedangkan BBT dan GKL bisa baca huruf cina, karena itu mampu menyadur
cerita Chin Yung itu yang dilatarbelakangi sejarah Tiongkok
[bandingkan dengan cerita SH Mintardja yang dilatarbelakangi
"Babad Tanah Jawi"]. Karena itulah ...
Cerita Chin Yung lebih "kolosal," penuh dengan
partiotisme bela negara, mengusir musuh bersama (penjajah Mongol),
disamping dentingan pedang dan kesiurnya angin pukulan, dan tentu saja
element roman-cinta "boy meets girls, boy gets girl, etc."
Cerita-cerita Kho Ping Ho sendiri lebih mengandalkan hebatnya
jurus-jurus silat dan filosofi Konfusius nya ... apalagi KPH itu
memang demen kasih nasihat kiri-kanan.
Di kampungku dulu (Malang), buku wajib (canon) dari dunia
kang-ouw adalah trilogi Chin Yung ini. Sebelum baca tiga buku ini
orang belum bisa diterima sebagai anggota 'kay pang' kita [dengan kata
lain, pengemis tak berkarung]. KPH dan yang lain memang tidak
jelek-jelek amat, tetapi hanya CY yang punya "big picture'
konstelasi sejarah dan politik Tiongkok yang menjadi latar belakang
cerita silat tersebut [dunia kangpuw yang sebenarnya].
tabik,
Moko/
Boe lim cie coen po to to
liong
Hauw leng thian hee boh kam poet ciong
Hauw leng thian hee boh kam poet ciong
Ie thian poet coet swee ie ceng hong
(Yang termulia dalam rimba persilatan golok mustika membunuh naga
Perintahnya dikolong langit tiada manusia yang berani tidak menurut
Ie thian tidak keluar siapa lagi yang mampu melawan ketajamannya?)
+++++
No comments:
Post a Comment