Sunday, February 19, 2012

Minyak Cengkeh – Keajaiban dari Dunia Tropis

 Cengkeh yang hanya tumbuh di daerah lintang rendah / tropis, ternyata memiliki beberapa keajaiban.

Cengkeh yang mayoritas mengandung minyak atsiri bernama eugenol (turunannya ada banyak macam, teman-teman Kimia lebih paham), ternyata memiliki keunggulan khasiat yang tidak dipunyai oleh sembarang tumbuhan. Cengkeh yang merupakan komoditas ekonomi bernilai tinggi, memiliki beberapa produk yang dapat dipanen, yaitu bunga cengkeh yang biasa disebut clove bud, gagang cengkeh (clove stem), dan daun cengkeh (clove leaf).

Bunga cengkeh, biasanya jarang diolah menjadi minyak atsiri karena harganya sudah cukup mahal, sedangkan harga minyaknya dan usaha yang diperlukan untuk mendapatkan minyak juga cukup besar. Sehingga minyak dari bunga cengkeh tidak terlalu banyak beredar.

Jenis minyak berikutnya, adalah minyak gagang cengkeh. Gagang kering yang diperoleh dari pemetikan bunga cengkeh di atas pucuk daun. Gagang ini dipetik dipisahkan dari bunga cengkeh dalam proses pemisahan dengan bunga. Istilah jawa-nya, adalah prithil cengkeh dan dilakukan beberapa saat setelah cengkeh dipetik sebelum dijemur.

Bila sudah kadung layu, proses prithil jadi lebih alot dan akan gampang lagi dilakukan setelah kering. Namun, pekerjaan memilah gagang dan bunga menjadi sulit karena warnanya sama-sama coklat tua. Minyak gagang diperoleh dengan distilasi gagang kering ke dalam ketel. Karena harga bahan baku gagang kering yang juga sudah di atas Rp.2ribu per kilogramnya, serta populasi gagang yang tidak terlalu banyak, menjadikan minyak gagang cengkeh jarang terdapat di pasaran.

Minyak Daun Cengkeh
Daun cengkeh, sebagai bahan baku utama pembuatan minyak ini kebanyakan diperoleh dengan mudah. Terlebih di musim kemarau, banyak guguran daun yang berjatuhan di sekitar pohon yang jumlahnya semakin banyak di daerah perkebunan cengkeh. Keberadaan distilasi minyak daun ini membuka lapangan penghasilan baru bagi masyarakat sekita kebun cengkeh. Pasalnya, tentu dibutuhkan banyak tenaga untuk mengumpulan daun kering ini. Dulu, nilai ekonomis daun tidak ada sama sekali.

Namun, begitu penyulingan daun marak, masyarakat pengumpul daun menjual daun kering seharga sekitar 100-500 rupiah/kg. Memang bila ditilik tidak terlalu besar. Namun, dalam sehari, per orang dapat mengumpulkan hingga dua karung besar berbobot hingga 30 kg. Sebuah tambahan penghasilan yang bisa memberdayakan masyakarat di tengah minimnya lapangan penghasilan yang diusahakan oleh negara.

Dalam sekali proses yang memakan waktu hingga delapan jam, rendemen minyak daun yang dihasilkan berada di kisaran 2 hingga 2.5 persen berat. Artinya, dari 100 kg daun kering, dapat dihasilkan 2 hingga 2.5 kg minyak daun cengkeh dengan harga jual di kisaran Rp.50 ribu/kg. Ukuran boiler / dandang pengukus daun supaya lebih ekonomis dirancang mampu memuat 900 – 1200 kg daun kering.

Kebutuhan utama untuk proses distilasi ini adalah air bersih dan bahan bakar. Sementara tenaga kerja juga termasuk satu faktor yang diperhitungkan biayanya. Air bersih digunakan untuk mengukus dan mendinginkan pipa distilasi sehingga berubah fasa menjadi cair, bisa diperoleh dari sekitar. Adapun bahan bakar, untuk ketel yang konvensional menggunakan bahan bakar kayu. Namun, bila sudah melewati satu siklus distilasi, tidak selamanya memerlukan kayu. Daun kering sisa distilasi yang sudah minim kandungan minyaknya, dijadikan bahan bakar yang mampu menghemat pengeluaran.

Selama ada pasokan bahan baku daun kering, proses distilasi bisa dijalankan terus-menerus. Namun, seringkali kendala yang menghadang adalah datangnya musim penghujan yang hampir setengah tahun lamanya. Kalaupun dipaksakan untuk memproses, rendemen yang didapat juga rendah, begitu pula dengan bahan baku daun kering yang juga menjadi sedikit. Seringnya, pada musim ini penyulingan diliburkan.

Khasiat Minyak daun Cengkeh
1. Obat sakit gigi yang mujarab : oleh dokter gigi, eugenol yang diencerkan dengan alkohol (kadar di kisaran 10-20%) dijadikan obat standar untuk sakit gigi. Bila anda membaca indeks komposisi obat gigi, bahan aktifnya adalah eugenol. Bila langsung menggunakan minyak cengkeh, efek penyembuhannya juga sama, tetapi sangat pahit dan panas, terlebih masuk ke dalam rongga mulut, terkena lidah dan gusi. Kalaupun terpaksa menggunakan minyak cengkeh murni, sebaiknya menggunakan secuil kapas yg dibasahi sedikit saja dengan minyak cengkeh. Meski pahit dan pedas, masih bisa ditahan.

2. Obat Luka Berdarah
Luka berdarah yang masih baru atau sudah lama, sangat cocok diberi minyak cengkeh. 15 menit pertama, memang rasanya sangat panas, hampir 5 kali dibandingkan Rheumason. Namun, bila diolesi minyak cengkeh, efek penyucihamaan (desinfektan), perangsangan penutupan luka dan pembentukan jaringan baru sangat-sangat cepat dibandingkan dengan obat lain. Saya berkali-kali membuktikan hal ini. Dari luka yang saya sengaja (kutil/caplak), hingga yang tidak sengaja. Pernah ketika naik kereta api Gumarang Jakarta-Surabaya, di Bekasi Timur kereta dilempar batu dari luar. Kaca pun hancur berantakan, dan pecahannya beberapa mengenai leher saya. Alhamdulillah karena saat itu saya membawa minyak, langsung saya olesi ke luka tersebut. Dalam 10 menit luka sudah berhenti mengalirkan darah, dan dalam sehari Alhamdulillah sudah hampir pulih. Orang lain juga demikian halnya. Di daerah Fatmawati, ketika ada insiden kecil, yakni spion bus pecah dan mengenai salah satu penumpang hingga terluka. Penumpang tersebut segera saya olesi minyak, dan Alhamdulillah pendarahan berhenti dan luka mengering.

3. Obat Luka Bernanah
Pertama kali saya membuktikan, adalah seorang famili yang sudah tiga hari luka bernanah di bagian jari tangan. Luka ini disebabkan bacokan arit / parang manakala sedang membelah kayu. Kondisinya cukup memprihatinkan, selain bernanah, selama tiga malam juga tidak bisa tidur nyenyak karena nyeri dan nyut-nyutan di jarinya. Sore hari ketika bertemu saya, langsung saya celupkan jarinya ke minyak cengkeh, sehingga seluruh luka terbasahi minyak. Ybs langsung menjerit kepanasan dan perih :) . Maklum, baru pertama. Tapi ini tidak berlangsung lama. 15 menit saja sudah berangsur hilang panas nyerinya. Paginya, ketika bertemu, famili ini mengatakan bahwa malamnya sudah bisa tidur nyenyak, nanahnya sudah mengempis dan tidak lagi bengkak. Dan saya celupkan lagi ke dalam minyak. Besoknya, luka sudah mengering, dan berangsur sembuh.

Kasus ke-dua, Almarhumah Ibu saya di pertengahan 2010. Manakala terjatuh dan bibir bawah sobek, karena sudah sore tidak segera saya bawa ke Rumah Sakit untuk dijahit. Melainkan dicuci dan dibasuh dengan minyak cengkeh. Entah bagaimana panas dan perihnya waktu itu. Ketika di UGD RS keesokan harinya (sudah lewat 12 jam lebih), dokter mengatakan bahwa luka untuk bisa dijahit dan pulih dengan bagus sebaiknya dilakukan pada masa Golden Period. Periode emas luka ini adalah maksimal enam jam setelah luka. Tapi bagaimana lagi, toh sudah terlanjur. Akhirnya pagi itu dijahit dengan 13 jahitan. Cukup banyak karena bentuknya seperti huruf T dan tidak rata.
Di masa penyembuhan luka ini, setiap habis mandi, Bapak saya selalu rutin menetesi minyak daun cengkeh ke bekas jahitan. Efeknya memang dahsyat. Nanah semakin cepat keluar dan terhitung banyak. Dan harus tega mengingat khasiat yang sudah diyakini selama ini. Tiga hari setelah dijahit, kontrol ke dokter. Dikatakan penyembuhan lukanya sangat bagus dan cepat. Begitu pula pada hari ke-lima, dikatakan luka sudah menutup sempurna, tetapi masih diperlukan satu kali lagi kontrol. Alhamdulillah, meski masih meninggalkan bekas luka robek yang minor, bibir Ibu saya sudah pulih, dan bagi orang awam, sekilas tidak nampak adanya bekas luka tersebut.

4. Obat Luka Bakar
Ini yang mengalami saya sendiri. Ketika lengan ini terkena knalpot motor, tentu rasa panas membakar. Dan bila tidak diobati, kulit melepuh berair. Begitu pula rambut tangan tidak tumbuh lagi dan meninggalkan bekas putih. Namun, karena waktu itu saya sedia selalu minyak cengkeh, langsung saya olesi. Alhamdulillah tidak sampai ada yang namanya lepuhan apalagi berair. Juga kulit cepat pulih, sementara bekasnya yang biasanya berwarna mengkilap atau putih, tidak lagi terlihat dalam 2-3 bulan. Bahkan rambut di daerah lukapun sudah tumbuh di waktu 2-3 bulan itu.

5. Minyak Urut
Karena sifatnya yang panas, minyak cengkeh sangat cocok digunakan untuk memijat dan mengurut urat yang capek maupun keseleo. Namun perlu diingat, panasnya 5 kali lebih kuat dibanding Rheumason. Apalagi minyak yang baru keluar dari penyulingan. Hati-hati untuk penderita lemah jantung / darah tinggi karena bisa sontak kaget.

6. Obat Nyamuk
Yang membuktikan pertama kali kawan saya. Semasa masih di Lapan Rumpin, nyamuk adalah teman kami setiap malam. Karena sudah menyerah, dan kebetulan stok obat nyamuk sedang menipis, minyak cengkehpun jadilah. Minyak dioleskan ke bagian kulit yang terbuka. Alhamdulillah nyamuk tidak berani hinggap. Cara yang lain, yakni diteteskan ke atas Mat / kertas obat nyamuk elektrik yang menggunakan pemanas model keramik. Seiring panasnya keramik, minyak juga menguap, menyebarkan eugenol melalui asapnya. Alhasil, nyamuk tidak berani mendekat.

7. Obat Bius
Di beberapa literatur yang pernah saya baca, di luar negeri eugenol ini digunakan sebagai bahan anestesi. Dan yang sudah diuji coba pada hewan.

8. Obat kedinginan
Karena efek hangat dan panasnya ke kulit dan tubuh, bila kedinginan cocok juga untuk dioleskan. Tetapi sekali lagi, terasa panas, dan bagi yang belum terbiasa, dicoba dahulu pada daerah yang tidak terlalu sensitif.

Populasi Cengkeh, bila di daerah Jawa banyak terdapat di Garut, Trenggalek, Pacitan, Malang, dan di lereng Gunung Lawu. Sementara di luar jawa, Sulawesi Selatan kabarnya juga daerah dengan populasi yang cukup banyak, namun belum termanfaatkan minyak daunnya. Dan yang sudah terkenal dari dahulu kala, Maluku dan Maluku Utara, sebagai daerah tujuan pencarian rempah-rempah, termasuk cengkeh. Di Aceh juga banyak dijumpai tanaman ini. Adapun di negara lain, Zanzibar adalah salah satu ikon cengkeh dunia. Adapun tujuan pemasaran, daerah yang banyak membutuhkan ditilik dari permintaan melalui situs Alibaba.com, India adalah konsumen yang senantiasa memerlukan dalam jumlah besar dan kontinyu.

Produk akhir berupa minyak cengkeh, di apotek, saya lihat juga sudah mulai ada yang memasarkan produk ini, termasuk salah satu produsen minyak-minyakan yang biasanya menjadi ikon minyak angin dan minyak telon.

Mengingat begitu banyaknya manfaat minyak cengkeh, maka hampir selalu ke manapun saya pergi minyak ini setia menemani.


--
mukhlason
ic/pnrbngn/99

No comments:

Post a Comment