Temans
Ini saya kutipkan notes-FB yang saya tulis dan mendapat sambutan beragam dari yang membacanya, lumayan rame
Saya
kutipkan disini, karena saya juga mengutip dari milis ini, pemikiran
Bang Yusman SD soal 'esemka', juga karena ini soal 'industrialisasi' di
Kota Solo.......mungkin di milis ini ada tambahan atau koreksi,
dipersilahkan.
Monggo.....
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Antara Solo-Bandung dan Jakarta
Masyarakat
kita tentunya juga
terpengaruh media-media utama, menjadi masyarakat 'kagetan dan gumunan'
(Jw : gampang terperanjat, gampang terpesona). Tentu dari falsafah Jawa,
masyarakat yang demikian adalah masyarakat yang 'sakit'.
Puluhan
tahun
lalu, Prof Habibie, pernah meluncurkan tesis : kalau bangsa ini bisa
bikin pesawat, maka sudah pasti bisa bikin apa saja. Nyatanya, bangsa
ini, puluhan tahun lalu sudah bisa bikin 'pesawat-penumpang-komersial'.
Lalu, mengapa pula kita begitu 'kaget dan
gumun', ketika anak-anak SMK mempertontonkan 'hasil prakarya'nya dalam
bentuk mobil dan pesawat 'capung'.
Kerinduankah pada kebanggaan
nasional akan teknologi transportasi, sehingga ketika mendapat trigger
dari Solo mobil 'esemka', munculah beberapa hasil prakarya siswa SMK,
Jakarta Pesawat terbang, juga Bandung.
Di
Solo
tak kurang Walikotanya, mendorong kuat agar 'hasil prakarya' ini
menjadi prototip 'mobil nasional', artinya dari 'hasil-prakarya' ini
akan 'langsung' jadi komoditi industri, lengkap dengan siapnya PT
SoloManufakturKreasi (swasta murnikah, swasta dan Pemkotkah?....saya
belum dapat infonya, namun jelas apapun formatnya menyimpan segudang
persoalan, salah satunya 'kepemilikan merek esemka itu sendiri, bukankah
sampai dengan sebelum dipasangi AD-1 semua khan pake uang rakyat
INDONESIA, lewat KEMENDIKBUD, lalu gimana 'ujug-ujug' jadi milik PT
SMK????) sebagai Pemilik/Operator.
Tentu
ketika
menjadi komoditi-industri, berbagai sertifikasi harus dipunyai, agar
konsumennya nanti 'terlindungi', dan ini...jalan panjang yang tidak
mudah tentunya. Ada alternatif solusinya, seperti yang dituliskan oleh
senior saya Mantan Menhub,Jusman SD, di akhir notes ini,dimana saya
cuplik dari milis 'IA-ITB Solo'.
Lalu, tak terasa pula energi
waktu dan pikiran pak Walikota tersedot banyak untuk mewujudkan
industri-mobil di kota Solo. Diluar penghargaan saya yang
setinggi-tinginya pada kreasi adik-adik siswa SMK akan mobil 'esemka',
pilihan Pemkot untuk mendorong adanya industri (baca : pabrik) mobil di
Kota Solo apa strategis? Lahannya? Amdalnya? Lha wong Industri Textile
saja harus diluar kota Solo. Belum lagi soal 'multiplier effect' nya bagi kesejahteraan warga-Solo bagaimana?
Kalau
hanya
sekedar buat citra-kota, tentu tak strategis pula, lantaran Bandung dan
Jakarta SMKnya toh sudah bisa bikin pesawat terbang. Belum lagi, ketika
melihat bodi mobil itu, dimana letak 'kota solo'nya....istilah gaul-nya
: 'ga kliatan solo-bangetnya'. Hitungan saya sih, citra kota Solo ga
nambah secara signifikan dengan adanya pabrik mobil-nasional dikota ini.
Citra Kota Solo sudah pada 'puncak'nya
sekarang ini, dengan 'Ir Joko Widodo' sebagai ikonnya atawa 'mayor
attribute brand'. Buktinya, banyak pihak yang ingin mengusungnya jadi
Gubernur DKI [ jujur, kalau saya sih penginnya beliau jadi RI-1
2014-2024, hahaha......]. Iya toh?
Lebih
6(enam)
tahun lalu, saya mendapat kewenangan dari pak Jokowi dalam 'meng-
arrange' pertemuan beliau dan siswa SMA/K di Kota Solo secara bergiliran
setiap bulan, guna ada komunikasi (saling pengertian) antara Pemkot dan
Pihak sekolah. Dimana Pihak Sekolah memahami langkah-2 Pembangunan yang
sedang dan akan dilakukan Pemkot Surakarta dan Pak Walikota mengerti
dan memahami kendala dan potensi yang dimiliki Sekolah/siswa2nya.
Terus terang, seingat saya memang belum pernah 'mengajak' pak Walikota untuk datang ke SMK-Teknologi-, karena : pertama,
lewat perusahaan (radio) yang saya pimpin waktu itu, saya ingin
mencitrakan Solo yang 'feminin' layaknya 'putri Solo', sedangkan yang
berbau 'mesin/teknologi' berkesan 'machoooo bangetttt'....kedua,
terinspirasi dari ahli strategi Tiongkok kuna, Sun Zu, 'jangan naiki
bukit yang diatasnya telah bertengger kompetitormu', dan belakangan
ditulis oleh konsultan manajemen tingkat dunia sebagai 'blue ocean
strategy'........ dimana kalo kita bicara 'teknologi', ingatan kita
tentu pada kota Bandung (ITB-PT DI-PT INTI-PT KAI-PT PINDAD-PT Telkom)
dan Surabaya (ITS-PT PAL), nah kalo urusan komputer/internet/multi-media
(salah satu jalur 'ekonomi kreatif') Solo tertinggal lumayan jauhlah di
banding 'kompetitor-bebuyutan'nya yakni Yogyakarta......oleh karena itu
saya prioritaskan pak Jokowi untuk berkunjung ke
SMK-Kesenian-Perhotelan-dan Ekonomi.
[ Kalau
ga salah inget lagi, di SMKN-6 Ska, d/h SMEA (?), 6 tahun lalu
bertemulah 'duo Joko' dibalik 'mobil esemka' itu. Pak Joko Widodo dan
pak Joko Sutrisno - Direktur Pembinaan SMK Kemendikbud (?). Karena waktu
itu bertemu dalam konteks 'hospitality industries', maka 'duo Joko' itu
saya sandingkan dengan 'bule Perancis' - GM hotel bintang-4 di jln
slamet riyadi ]
Jadi singkatnya, meng-endorse 'mobil
esemka' bagi Pemkot Surakarta saya kira bukan jalan mulus yang
'enak-kepenak' dan hasilnya 'ora mentes/ora kacek/ora tambah kondang'
(Jw Solo : signifikan), lalu mengapa harus pol-pol-an dalam effort -nya,
salah-salah malah jadi 'kontra produktif' bagi citra kota dan
kesejahteraan warga Surakarta.
Mekaten atur kula, menawi wonten tutur ingkang kurang trapsila, nyuwun agunging pangaksami
Nuwun.
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Matur nuwun kawigatosanipun
Salam saking Solo
PedhetWijaya
Posted to milis itbsolo @ Wed Jan 25, 2012 1:15 am
No comments:
Post a Comment